PEREMPUAN : (pada pelayan restoran) “mas, saya pesan Ribs Steak.. pakai saus barbeque saja ya.. tambah mushroom sedikit deh..” (menoleh pada laki-laki yang duduk di samping nya) “..kamu mau pesan apa, Sayang?”
LAKI-LAKI : (pada pelayan restoran) “saya pesan tulang rusuk juga deh, bernama Mayang Anggi Prasasti, catat pesanan saya dengan benar ya..” (menoleh dan tersenyum penuh arti pada perempuan tadi) “..karena, dia lah yang selama ini selalu ku nanti..”
PEREMPUAN : (tersipu dan menggumam pelan) “terima kasih, Tuhan..”
Jakarta, 3 May 2010 __kepada Lelaki yg memanggil ku Tulang Rusuk nya ; aku mencintai mu!
Senja itu lahir untuk kita berdua semburat magenta manis menyapa jernih langit kencana lembut menerpa dan kita hanya diam duduk menikmati lautan warna merasuk bertautan jemari memuas dahaga akan rindu meninggi memuncak kala usai menempuh bentang jarak
Kekasih, masihkah dalam ingatan engkau menyimpan kepingan Senja yang sesak, sarat akan kenangan?
kini ku hanya ingin menarik mundur putaran waktu kembali bersama mu Mengenang Senja kala itu Senja yang lahir untuk kita berdua ya, untuk kita berdua saja.
~ mengenang Senja yang begitu manis kala itu di peron stasiun bersama kekasih hati
Perempuan itu bernama keanggunan alami Parasnya lembut cantik tak bercela Kepintarannya memukau kagum sang lelaki Gemulai tubuhnya seakan mengajak berdansa
Dari kejauhan, seekor itik buruk rupa mengamati Berharap dalam hati semua itu ia miliki Sementara hanya mampu ia menawarkan sang lelaki Cinta kasih penuh tulus setia sampai mati
Alkisah sebatang pohon tumbuh dengan tinggi. Cabang ranting nya lebat meraih langit, bunga dan buah kuning ranum dan wangi. Sementara akar-akar nya menancap, semakin lekat menusuk perut bumi.
Seperti itulah cinta ku pada mu, kasih. Apakah kini kau mengerti?
Aku ingin mencium mu dengan kelembutan alami yang tak pernah engkau rasakan sebelumnya. Seperti embun yang menyentuh kelopak mawar mewangi saat malam hampir habis dan pagi mulai menyapa.
Aku ingin mencium mu dengan kedalaman tak berpijak yang tak mungkin engkau terima dari lain hati. Seperti kupu-kupu menarikan cinta di awan berombak saat sayap lemahnya berharap mampu sandingi mentari.
Aku ingin mencium mu dengan gairah sepanjang masa yang tak akan engkau dapatkan dimana pun juga. Seperti nafas yang saling menyahut dalam tiap tarikan nya saat lelap kita bertaut dalam mimpi-mimpi rindu dahaga.
Aku ingin mencium jari-jemari mu dengan liar, Engelbert, yang ku janjikan akan selalu penuh hasrat, lagi dan terus lagi. Seperti genggam erat tak juga engkau lepaskan saat berdua kita menyeberangi persimpangan jalan ini.
Duduk, duduklah dekat engkau di sisi.. Erat genggam jemari tangan ku ini.. Diam, diam kita di dalam sepi.. Biar angin jawab segala resah di hati..
Kasih, baringkan aku di hamparan ilalang.. Agar dapat kau cumbu nafas ku, sayang.. Raih, bawa aku terbang tinggi melayang.. Agar bebas kita melukis awang-awang..
Cinta, kembalilah esok malam hari.. Ku mau, kau hapus air mata ku ini.. Cinta, tetaplah tinggal kau di sini.. Di peluk mu, itulah yang selalu akan ku nanti..
"I believe in being strong when everything seems to be going wrong. I believe that happy girls are the prettiest girls. I believe that tomorrow is another day, and I believe in miracles."