Rinduku berhamburan dari selip-selip ingatan
Ribu rasa membuncah meruah kenangan
Betapa ingin kurajah harap dan angan dalam genggaman
Kau tahu, kerap aku berharap punya nyali untuk berani
Menyanyikan puisi tentang waktu yang menggurat nadi
Andai mampu kutentang masa
Andai mampu kuurai kelindan lajunya
Tetapi aku residivis realita,
terperangkap dalam dunia maya
Mengais sisa-sisa mimpi,
satu-satu kukumpulkan puing hati
Dan di hadapanmu aku mendadak pemalu
Lidahku kelu, tergugu beku, tak mampu mengaku;
“Aku masih mencintaimu.”
~ jelang Sore, dan geletar Rindu di selip-selip ingatan
Jumat, 3 Oktober 2014
-Anggi Prasasti-
0 comments:
Posting Komentar