RSS

Jumat, 26 Maret 2010

Lesson Learned #1 : Pujian


"...tadi Mommy cantik lho.."


Sepotong kalimat itu ku terima via sms malam ini.
Pesan singkat dari pacarku.
Ketika ku baca pertama kali, tak sadar seulas senyum mengembang dari sudut bibir.
Lekas ku putar kembali ingatan tentang pertemuan kami sore hari tadi, yang walaupun sangat singkat namun terasa begitu membekas di hati.
Terlebih lagi karena memang sudah beberapa hari ini kami tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

Ku baca sms itu sekali lagi,

lagi,

lalu ku ulangi lagi,

hingga berkali-kali ku baca.

Aaaahhhh...
Tak bosan-bosan aku menyesapi manis huruf demi hurufnya.
Bahkan senyum ku semakin lebar, berderai hampir seperti tawa kecil.
Rasanya senang sekali mengetahui bahwa di mata pacar ku, aku masih lah terlihat cantik.
Padahal, jujur saja, ketika bertemu tadi aku baru selesai latihan band, tidak ganti baju, apalagi sempat mandi.
Bahkan, karena udara Ibukota sore tadi yang lumayan panas menyengat, aku yakin ketiak ku "sedikit banjir" dengan keringat.

Hahahaha..

Tapi tetap saja. Ia bilang, aku tadi cantik.

....Sebaris pujian dari bibirmu terlontar, dan hatiku pun rasa berdebar....

Aku jadi teringat Mami ku dulu pernah bilang begini,
"Neng, semua orang itu senang dipuji, mulai dari Presiden sampai pengemis, semuanya haus akan pujian.
Jadi kamu mesti sering-sering memuji orang, biar orang itu senang sama kamu, sayang sama kamu.
Tapi enggak boleh berbohong dalam pujian ya, harus tulus dan jujur,"

Begitulah yang diucapkan Mami ku beberapa tahun lalu.
Kini mengenang kembali ucapan beliau, aku termanggut-manggut sendiri, menyerap makna dalam pesan tersebut.

Hari ini aku belajar satu hal penting ;
Memberi pujian--terlebih bila disampaikan dengan jujur dan tulus--kepada orang lain sangat berdampak positif bagi penerimanya.
Apalagi bila yang melontarkan pujian adalah orang terdekat si penerima.
Aku yakin pujian yang ku terima dari pacarku tadi adalah ungkapan tulus dan jujur serta penuh kasih.
Mungkin orang lain akan bilang, ahhh itu sih cuma mau menyenangkan hatimu saja, namanya juga sama pacar.
Tetapi aku tidak peduli.

Pujian bagi yang menyampaikan mungkin hanyalah hal biasa, terlontar dari mulut dalam percakapan sehari-hari.
Tapi bagi yang menerimanya, bisa jadi segalanya.
Dan bagiku, pesan singkat berisi pujian dari pacarku tersebut berarti segalanya.
Seperti layaknya suntikan dopping bagi jiwa dan raga.
Hatiku melambung tinggi, seperti kupu-kupu terbang meraih mentari.

Aku lalu teringat, duuhhhh, sudah lama sekali sejak terakhir aku memuji pacar ku.
Agak susah untuk mengingat kapan terakhir kali aku memuji apapun pada dirinya.
Ku bulatkan tekad. Malam ini juga, sebelum redup kerlip bintang-bintang dan bulan lelah bersinar, akan ku puji pacar ku habis-habisan.
Mungkin ia nanti terheran-heran menerima telepon dariku, lalu mendengarku memuji merayu tengah malam begini, tapi aku tak peduli.
Akan ku ungkapkan tulus kasih ku dengan jujur padanya malam ini.
Lalu berterima-kasih padanya yang telah setia mengisi hari-hari.

Ya. Malam ini juga.


-Anggi-


~~hayoooo, sudahkah kalian memuji pacar, suami/istri, selingkuhan, TTM-an, whatsoevah, kalian malam ini...?? hihihihi.. ;p

0 comments:

Posting Komentar